Sunday, June 1, 2008

USKUP GILA

*

Seruan Pemurtadan Warga Muslim

Disampaikan Uskup Inggris

'Seruan Pemurtadan Warga Muslim Disampaikan Uskup Inggris '

(Edisi Bahasa Indonesia)

Uskup Senior Gereja Inggris kembali menyerukan pemurtadan warga Muslim di negara itu. Uskup Nazir Ali yang bertugas di Keuskupan Rochester, di tenggara Inggris mendesak para pemimpin Gereja untuk tidak ragu-ragu memurtadkan warga Muslim sebagai bagian dari upaya menerima kedatangan etnis minoritas. Menurutnya, Inggris adalah negeri yang berakar pada agama Kristen dan agama ini menjadi basis untuk menerima warga dari agama lain.

Tak hanya itu, uskup kelahiran Pakistan ini mengklaim bahwa masjid adalah tempat untuk mendidik kelompok Islam radikal, karenanya, ia meminta pemerintah Inggris nuntuk membatasi kedatangan ulama Muslim dari negara lain.

Uskup Nazir Ali oleh kalangan Muslim Islam dibenci karena sering melontarkan pernyataan yang menyerang Islam. Januari 2008 yang lalu ia menuding warga Muslim Inggris telah membuat sebagian wilayah negeri ini sebagai wilayah terlarang bagi penganut agama lain.

Oleh pemerintah Inggris pernyataan uskup yang ayahnya dulu seorang Muslim dan berpindah ke agama Kristen ini tidak banyak ditanggapi. Menteri Dalam Negeri Inggris Jacqui Smith dalam kunjungannya ke Bangladesh dan Pakistan beberapa waktu lalu justeru mengumumkan mengundang para imam Muslim dari Asia untuk membantu mengatasi masalah ekstrimisme di Inggris.

Hanya saja, oleh sejumlah anggota lembaga Musyawarah Gereja seruan uskup Nazir Ali disambut hangat. Mereka mendesak agar isu pemurtadan dimasukkan ke dalam agenda pertemuan Juli mendatang.

Gerakan pemurtadan diserukan oleh sejumlah pemuka agama Kristen Inggris seiring dengan keluarnya peringatan yang dibuat oleh kelompok-kelompok Kristen belum lama ini yang menyebutkan bahwa pada tahun 2050 jamaah masjid akan jauh melebihi jumlah jemaat gereja. Oleh kalangan Muslim, seruan pemurtadan itu dipandang sebagai upaya untuk menciptakan kebencian terhadap Islam di tengah komunitas Kristen. (taghrib/iol)

No comments: