Pemanenan dan Pemanfaatan Rosela
UMUMNYA tanaman rosela sudah mulai berbunga pada umur 3 sampai dengan 4
bulan, dan pemanenan bunga pertama dapat dilakukan pada tanaman yang
berumur 4--5 bulan setelah penanaman. Pemanenen kelopak bunga dilakukan
rata-rata setiap 10 hari sekali.
Bila pemeliharaan tanaman dilakukan dengan baik, sesudah pemanenan
pertama rosela masih dapat menghasilkan bunga asalkan faktor-faktor
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman tetap mendukung. Oleh sebab
itu, pemanenan kelopak bunga rosela masih dapat terus dilakukan hingga
tanaman berumur 12 hingga 15 bulan.
Kelopak bunga yang masih segar dipanen saat biji sudah masak. Saat itu
mahkota bunga telah gugur, buahnya membuka, tetapi bijinya belum
mengering. Setelah dipanen biji harus segera dipisahkan dari kelopaknya.
Jika tidak segera dipisahkan, kapsul penutup biji akan kering dan
mengeras sehingga biji akan sukar dipisahkan.
Masyarakat di negara-negara sekitar Laut Tengah terutama Mesir, dan
Amerika Latin terutama Meksiko telah mengonsumsi rosela sebagai makanan
dan obat-obatan.
Saat ini sebagian masyarakat di Indonesia sudah mulai memanfaatkan
tanaman rosela untuk berbagai keperluan. Di Palembang, tanaman rosela
sudah dibudidayakan dalam areal yang cukup luas dan kelopak bunganya
diolah dalam dalam kemasan celup maupun serbuk kering.
Tidak hanya bagian kelopak bunga, seluruh bagian tanaman mulai buah dan
kelopak bunga, makota bunga, dan daunnya dapat dimakan, tetapi bagian
yang paling banyak dimanfaatkan adalah kelopak bunganya.
Tanaman ini juga dimanfaatkan sebagai bahan salad, saus sup, minuman,
sari buah, asinan, permen, selai, agar-agar, puding, sirop, dan jeli
dengan rata-rata penggunaan sebesar 0,02%. Kelopak bunga tanaman ini
tersedia dan dipasarkan dalam bentuk kering, tetapi penggunaan yang
terbaik adalah dalam bentuk segar.
Seluruh bagian tanaman rosela dapat digunakan sebagai obat tradisional.
Daun atau kelopak bunga yang direbus dengan air berkhasiat sebagai
peluruh kencing dan dapat menurunkan tekanan darah (/hypotensive/),
mengurangi kekentalan (viskositas) darah, dan meningkatkan peristaltik usus.
Ekstrak kelopak rosela berguna untuk obat antikejang (antispasmodik),
mengobati cacingan (antelmintik) dan sebagai antiobakteri. Kelopak bunga
rosela digunakan untuk mengurangi gangguan batuk dan jus rosela dengan
tambahan garam, lada dan tetes tebu digunakan untuk menyembuhkan
penyakit yang berhubungan dengan empedu.
Daun rosela juga bisa digunakan untuk obat kaki pecah-pecah, mempercepat
pematangan bisul sekaligus melembutkan kulit (/emollient/).
/Lotion/ daun rosela digunakan mengobati luka. Biji tanaman rosela
berkhasiat sebagai diuretik dan tonikum.
Rebusan biji digunakan utnuk menyembuhkan gangguan kencing (/dysuria/),
gangguan pencernaan, dan meningkatkan stamina. n */D-3
Akar rosela yang berasa pahit juga berkhasit sebagai penambah stamina
dan keperkasaan. Rosela juga bermanfaat bagi penderita arteriosclerosis
dan sebagai antiseptic usus.
Khasiat-khasiat rosela yang cenderung pada pencegahan, perawatan, dan
pengobatan gangguan berbagai penyakit tersebut diduga terjadi karena
adanya kandungan gossypetin, anthicyanin, dan gluciside hibiscin yang
ada di dalamnya.
Sebagaimana diketahui rosela juga mengandung berbagai senyawa penting
antara lain campuran asam sitrat dan asam malat sehingga menghasilkan
rasa sedikit asam tetapi menyegarkan, kandungan asam askorbat (vitamin
C) dan betakaroten yang tinggi merupakan sumber antioksidan alami yang
sangat efektif dalam menangkal berbagai radikal bebas penyebab kanker
dan berbagai penyakit penting lainnya.
Minuman kelopak bunga rosela juga baik dikomsumsi bagi pekerja aktif
karena mengandung protein, karbohidrat, serat, mineral dan berbagai
vitamin serta kalori yang cukup tinggi, tetapi dengan kandungan lemak
No comments:
Post a Comment